AGAMA YANG DIINGINI ILMU PENGETAHUAN
Diambil dan dipahami dari buku “
Perkembangan Pikiran Terhadap Agama”, Karya K. H. Zainal Arifin Abbas
AGAMA YANG DIINGINI ILMU PENGETAHUAN
Agama dan ilmu
pengetahuan dalam pandangan kaum materialisme sekarang sangat berlawanan,
karena mereka membatasi pandangan mereka apa yang dimaksud dengan agama kepada
perkara – perkara yang dapat diketahui oleh pancaindera sahaja, yang lainnya
tidak mereka akui. Mereka tidak mengakui roh dan hidup dan
kekal setelah mati, tidak ada malaikat dan tidak ada semua yang dikatakan alam
ghaib (metafisika). Maka kepercayaan yang tidak diterima oleh akal bukanlah
bagian dari agam itu sendiri.
Tetapi banyak sekali ilmuan terkemuka yang insaf atas pemikiran mereka
terhadap keyakinan mereka tentang metafisika, setalah mereka menjumpai hal –
hal yang tidak mereka pecahkan dan bagian dari metafisika. Ada pengetahuan yang
lebih besar dan lebih kuat dari pengetahuan manusia, bahwa dibalik alam ini
yang kita huni ada rahasia – rahasia dan pengetahuan, malah lebih luas dan
lebih baik susunannya dibandingkan dengan dunia kita ini.
Timbul pertanyaan; “ Dapatkan manusia hidup dengan tidak beragama? Arti
hidup disini bukan lawan mati, tapi hidup didalam masyarakat yang sebenarnya.
Jawabannya akan kita temukan setelah setelah mengetahui dan mempelajari
apa itu agama. Dan ini bisa kita kaji lewat kebiasaan manusia sehari – hari,
karena agama itu telah masuk kedalam kebiasaan dan budaya masyarakat.
Tidak ada ummat dan kaum yang tidak beragama, mulai dari permulaan
manusia agama sudah ada.
Firman Allah Ta’ala
dalam surat alFathir:
وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ [فاطر : 24]
Para sejarahwan mengatakan bahwa banyak kota-kota lama ditemukan tanpa
benteng, kota-kota tanpa istana, kota-kota tanpa sekolah, tapi tidak pernah
kita temukan kota – kota tanpa tempat ibadah.
Setelah kita melihat sejarah dan peradaban, tidak ada satu kaum, ummat dan
peradaban yang tidak punya agama, baik itu agama samawi atau agama Watsani.