KONSTRIBUSI PERADABAN ISLAM ATAS KEMAJUAN BARAT


A.    Pendahuluan
Pengaruh dan perubahan yang dibawa Islam telah mengembangkan peradaban dunia menjadi identitas  keIslaman dalam segala  aspek kehidupan sosial dan kebudayaan manusia. Bahkan kebudayaan dan peradaban Islam pada waktu itu  menjadi barometer dan ukuran modernisasi bagi negara Eropa dan Barat. Sehingga perubahan-perubahan yang dibawa Islam berjalan demikian cepat dan dahsyat menyeberangi batas batas rasial dan geografis.

Kemajuan peradaban dan pengetahuan yang ada di Barat tidaklah terjadi dengan begitu saja atau tiba-tiba. Akan tetapi ada proses yang sangat panjang dan butuh waktu yang sangat lama. Dalam sejarah perkembangannya, Islam telah membuktikan dirinya memainkan perang yang penting dalam kemajuan dunia modern saat ini melalui perkembangan ilmu pengetahuan masa lalu, kaum musliminlah yang meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan kaidah umumnya[1], sehingga dunia maju dan terus maju. Dan Islam telah meletakkan visi dan misi pengembangan kemajuan dan pengetahuan yang murni dengan segala kelebihan dan keutamaannya.
{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ } [آل عمران: 110]
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
Pencapaian kebudayaan, pembangunan dan ilmu pengetahuan Islam masa lalu telah membuka lebar mata dunia bak matahari pagi yang menampakkan alam semesta untuk kita jelajahi dan syukuri anugerah Tuhan yang Maha Esa.
Untuk itu kita mencoba melihat bagaimana bentuk konstribusi Islam atas dunia Barat.

B.     Masa Kegelapan Dunia Barat
Selama beberapa abad, dunia Barat dikuasai oleh doktrin gereja yang cenderung menolak kajian ilmu pengetahuan dan budaya berpikir atau filsafat yang pernah berkembang pada masa sebelumnya di Yunani.[2] Gereja Timur menganggap ilmu filsafat Yunani berbahaya terhadap agama Masehi. Sebab itu institut ilmu dan filsafat  Yunani ditutup dan tidak diizinkan membukanya, seperti dilakukan oleh Gestanian, yaitu dengan menutup sekolah Athena (tahun 529 M). Pendeta Yunani yang mengajar di sekolah tersebut dianggap kafir dan dihukum dengan bermacam hukuman.[3]
Melalui interaksi dunia Barat dengan Dunia Islam, Eropa telah menyadari keterbelakangan dan ketertinggalan mereka. Interaksi tersebut menyebabkan adanya sentuhan peradaban Islam terhadap mereka. Proses persentuhan itu terjadi melalui konflik-konflik bersenjata, seperti dalam Perang Salib, maupun melalui cara-cara damai seperti di Andalusia. melalui cara yang murni damai di Andalusia. Ketika Eropa masih larut dalam keterbelakangannya, Andalusia telah tumbuh dalam kemajuan dan kegemilangan peradaban.[4]
C.    Sejarah Konstribusi Umat Islam ke dunia barat.
Profesor Mark Halstead, seorang dosen pendidikan moral di Plymouth University mengatakan:
"Islam perlu diberi tempat yang sama dengan sejarah kelompok lainnya seperti sejarah Romawi dan Yunani kuno. Ketika Eropa hidup dalam abad kegelapan, peradaban Islam justru berkembang pesat, dan kemajuan pada periode ini lebih relevan dengan perkembangan dunia modern sekarang ini dibandingkan dengan pada masa Mesir Kuno dan Aztek,"[5]

Bangsa Arab bukan hanya membangun kerajaan, melainkan kebudayaan. Mereka adalah pewaris peradaban kuno yang ada di tepi sungai Tigris dan Efrat dan di daratan sekitar Nila dan sebelah timur Mediterania, kemudian mereka menggodok beragam unsur budaya Yunani dan Romawi. Kemudian membawa gerakan intelektual ke Eropa Abad Pertengahan yang memicu kebangkitan dunia barat.[6]
Kemenangan tentara Islam pada masa Al-Mahdi dan Ar-Rasyid atas Bizantium, membuat tenar periode umat Islam pada masa itu. Pada masa itulah muncul intelektual dalam sejarah Islam. Gerakan inteletual ini ditandai dengan mega proyek penerjemahan karya-karya berbahasa Persia, Sanskerta, Suriah dan Yunani.[7]
Di Suriah, Umat Islam menyerap peradaban Aramanik yang sudah dipengaruhi oleh Yunani. Di Irak, umat Islam mengadopsi peradaban yang sama yang dipengaruhi oleh Persia.[8]
Adapun yang perlu kita garis bawahi bahwa peradaban itu bersumber dari Mesir Kuno, Babilonia, Phoenisia dan Yahudi, kemudian semuanya mengalir ke Yunani. Kemudian kembali lagi ke Timur dalam bentuk Hellenis, dan masih di aliran yang sama mengalir lagi ke Eropa melalui umat Islam yang ada Spanyol dan Sisilia, sehingga lahirlah Renaisan Eropa.[9]
Setelah Tiga perempat abad berdirinya Bagdad oleh umat Islam, dunia literatur Arab telah memiliki karya-karya filsafat utama Aristoteles, karya para komentator neo-Platonis, tulisan kedokteran Galen dan karya ilmiah Persia dan Hindia.[10]
Menurut Hali bahwa kemajuan Eropa sekarang berutang budi pada Islam klasik dalam beragam jenis sains dan merupakan konstribusi kemajuan Arab atas Barat[11]
D.    Konstribusi Peradaban Islam melalui Spanyol
        Semenjak umat Islam menginjak kakinya si Spanyol, Islam memainkan peran penting dan besar. Juga bahwa negeri itu dianugerahi kesuburan tanahnya yang dapat menghasilkan perekonomian yang sangat melimpah. Yang pada akhir dapat menunjuang menghasilkan banyak pemikir dan ilmuwan. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat yang majemuk, terdiri dari berbagai ras dan komunitas, di antaranya:
1)      Orang Arab.
2)      Al- Muwalladun (orang Spanyol masuk Islam).
3)      Barbar ( Umat Islam yang berasal dari Afrika).
4)      Al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman, kemudian dijual kepada penguasa Islam yang dijadikan tentara bayaran).
5)      Yahudi.
6)      Kristen Muzareb yang berbudaya Arab.
7)      Kristen yang masih menentang kehadiran Islam.[12]
            Saham-saham mereka dalam intelektual memberikan efek dan pengaruh terhadap kebangkitan Ilmiah, sastra dan pembangunan fisik di Spanyol.
Umat Islam di Spanyol merupakan jembatan pengetahuan Yunani plus Arab mengalir ke Eropa pada abad ke-12. Apalagi pada masa Muhammad Abdurrahman (832-886), sebagai penguasa Bani Umayyah ke-5 pada abad ke-9 M yang telah membangkitkan ilmu pengetahuan di bidang filsafat.[13]
Karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam kuota besar oleh Al-Hakam (961-976), sehingga Cordova dengan perpustakaannya dan universitasnya telah mampu menyaingi Bagdad sebagai pusat ilmu pengetahuan. Ini merupakan sebuah persiapan kelahiran ilmuwan-ilmuwan filusuf sesudahnya.[14] Filosof yang terkenal pada Arab Islam Spanyol yaitu Bin Bajjah, Bin Thufail.
Menurut Garaudy bahwa Melalui kebesaran peradaban Islam Spanyol dan Sicilia yang selama seribu tahun telah menyuburkan Eropa. Merekalah yang membawa dan mengelola peradaban pengetahuan di Eropa. Dengan demikian memungkinkan Alphonse X Raja Castille memerintahkan penerjemahan karya Ibnu Sina, Kitab al-Hayawan (Livre des animaux) dan karya Ibnu Rusyd, Syarah, yang berisi komentar terhadap Aristoteles. Ini yang menjadi titik tolak pandangan Barat.[15]
Ibnu Khaldun juga menyumbang pengembangan tradisi pemikiran Barat yang sangat berarti, karyanya Muqaddimah telah menyumbang perkembangan metodologi ilmiah yang berupa kajian teoretis empiris di bidang ilmu-ilmu sosial.[16]
Ibnu Haitham (Al-Hazem) (965-1039), seorang ilmuwan muslim telah membuka cakrawala pemikiran ilmiah Barat. Pengetahuannya telah membuka jalan bagi Barat untuk menjadikan dasar pada sains eksperimental.[17]
Ibnu Rusyd adalah seorang rasionlis, pengikut ajaran Mu’tazilah yang gagasannya sangat kuat dipengaruhi Aristoteles. Melalui Ibnu Rusyd barat mulai menganut sistem kebebasan berpikir dan menyerap kekayaan intelektual Yunani kuno setelah dikekang oleh gereja mereka. Di antara ajaran Ibnu Rusyd adalah kekekalan benda (eternity of metter) dan kefanaan jiwa (immortality of the soul). Dengan demikian telah melahirkan kebangkitan berpikir bebas seperti Albertus Magnus dan Thomas Aquinas.[18]
Para alumnus Barat di universitas-universitas di Spanyol di bawah asuhan ilmuwan muslim, mereka kembali ke Eropa dan mengambangkan pengetahuan dengan mendapat julukan yang diberikan oleh para pendeta disana yaitu “ para revolusioner”. Yang telah menentang kebiasaan-kebiasan Eropa lama.[19]
Dengan adanya Andalusia, Eropa menikmati kemajuan dalam bidang sains, kimia, fisika, farmasi, biologi, astronomi, kompas dan lain-lainnya. Melalui Spanyol (Andalusia) ilmu-ilmu itu mengalir ke Eropa dan berangsur-angsur berpindah. Apalagi pulai Sicilia, merupakan pulau penghubung diplomatik antara dunia Islam dengan negara-negara Eropa.[20]
Pada jaman kegemilangan Islam (golden age in Islam) di Spanyol, ilmu-ilmu dan seni semakin berkembang dan bertambah banyak sehingga sangat sukar untuk dihimpun semuanya.[21] Demikianlah banyaknya dan berkembang dengan pesatnya ilmu pengetahuan di Spanyol pada masa kejayaan Islam di sana.
E.     Bentuk konstribusi peradaban Islam melalui Perang Salib
a.      Perang Salib Sarana Mengalirnya Ilmu Pengetahuan Ke Barat.
Pasca penyerbuan selama 2 abad selamanya, para tentara salib telah menyesuaikan diri dengan kehidupan yang ada di timur. Mereka melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh kaum muslimin di timur dari segi ilmu militer, ilmu pertambangan, ilmu pemerintahan, ilmu navigasi (pelayaran) dan lainnya, sehingga mereka mentranformasi budaya, peradaban (civilization) dan keilmuan ke barat.[22] Tentara salib membawa apa saja ke Eropa yang didapatkan di timur berupa buku – buku pengetahuan, dan lain sebagainya.[23]
Setelah perang salib berakhir maka bangsa Eropa mengenal lebih dekat tentang dunia Islam dan bangsa timur, terjadi pertukaran ide, pemikiran dan peradaban. Pertumbuhan intelektual di barat lebih maju dan timbullah gerakan reaisance di Eropa.[24] Sehingga dapat kita katakan bahwa kemajuan di Eropa merupakan hasil Transformasi peradaban dari Bangsa Timur.
Perang salib telah menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah dunia. Perang salib membawa kontak lansung dengan dunia muslim dan terjalinnya hubungan timur dan barat. Kontak dan hubungan ini menimbulkan saling tukar pikiran antara dua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang progresif dan maju memberi daya dorong besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa Barat. Hal ini sangatlah penting yang dapat menumbuhkan Renaisans di Eropa. [25]
Keuntungan perang salib bagi Eropa adalah menambah lapangan perdagangan, mempelajari kesenian,  dan penemuan penting, seperti kompas pelaut, kincir angina, dan sebagainya dari orang Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industry timur yang lebih berkembang.[26]
Kegiatan perdagangan lebih mengarah pada perkembangan kegiatan maritime diLaut Tengah, orang – orang Islam yang pernah mengusai Laut Tengah kehilangan kekuasaan, dengan demikian orang Eropa bebas menggunakan jalur laut melalui Laut Tengah tersebut.[27]
Perang salib memberi dampak yang signifikan, perang salib beararti perjumpaan antara dunia yang biadab dengan dunia yang berkebudayaan tinggi. Orang-orang Islam tidak belajar suatu apapun dari ksatria-ksatria buas dari Timur. Mereka kagum terus-menerus. Yang paling penting bagi sejara gereja ialah bahwa orang-orang Arab menjadi guru filsafat bagi mereka. Sesungguhnya, filsafat yang mereka peroleh dari orang Arab itu ialah filsafat Yunani.[28]

F.     Komentar Tokoh atas kemajuan Barat
Menurut Emile Durkhaim[29] dalam bukunya “Al-Qiyamul Khalidah fil Islam” bahwa:
 “Sesungguhnya kemajuan Islam ditegakkan berdasarkan risalah langit. Tatanan kemasyarakatannya didasarkan pada kekeluargaan yang kukuh, dan tatanan perekonomiannya memandang harta sebagai sarana, bukan sebagai tujuan. Islam menghormati hak milik perseorangan yang non eksploitasi. Ia telah meninggikan akal sebagai alat memperoleh ilmu. Adalah hal yang jelas bahwa kaum muslimin memiliki kemajuan Eropa modern ditegakkan atas dasar ilmu dan pikiran kemajuan Islam, namun Eropa telah menghempaskan landasan kerohanian dan akhlak yang telah mengiringi kemajuan Islam”.[30]
Menurut El Doce Hegsli tentang kemajuan Eropa:
Sesungguhnya kemajuan Eropa ditegakkan pada keunggulan akal pikiran semata. Lalu diciptakannya pembangunan industri yang mampu memuaskan umat manusia hanya pada kebutuhan materi dan kemewahan, akan tetapi di sisi lain ia mengabaikan pembangunan bidang pendidikan emosi, akhlak dan keluhuran rohaninya”.[31]
Gustave Le Bon[32] berkata:
 “Sesungguhnya pengaruh kemajuan kaum muslim di Barat besar sekali dalam bidangilmu, sastra dan budi pekerti. Pada abad VII Masehi, kaum muslimin berbondong-bondong pergi meninggalkan Jazirah Arab untuk mendirikan sebuah kerajaan besar yang perbatasannya satu dengan lainnya terbentang jauh. Maka kemajuan pun ikut bersama mereka, kemana pun mereka pergi, atay peradaban ikut menyertai mereka, kemana pun mereka menuju. Dampak kemajuannya tidak hanya dinikmati oleh Timur, namum pengaruhnya di Barat juga tidak kalah penting dan pesatnya.[33]
Menurut Gustave Le Bon pula, ia seorang ilmuwan Perancis membuat pernyataan tentang jasa Arab dan umat Islam Arab, katanya: Tidak seorang penulis Eropa hingga abad XV, melainkan ilmunya dikutip dari ilmu Islam”.[34]
Seorang Ilmuwan Perancis, Sidioe, berkata: “Sesungguhnya hasil pikiran Islam yang hebat dan penemuan-penemuanya yang indah, menjadi saksi, bahwa mereka adalah guru-guru bangsa Eropa dalam segala-galanya”.[35]

G.    Konstribusi dalam bentuk Ilmu Filsafat
Filsafat alamiah yang pada mulanya berasal dari luar Islam[36], telah mendapat tempatnya di dalam Islam, dikarenakan Alquran sendiri telah mendorong dan memberikan instruksi pemikiran-pemikiran terhadap alam semesta dan kaum muslimin telah mengambangkan lebih jauh dan melakukan penelitian dan observasi lansung sehingga melahirkan berbagai macam ilmu cabang dari filsafat, yaitu ilmu-ilmu alamiah.[37]
Setelah buku filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di zaman Harun Ar-Rasyid dan Al-Ma’mun. Dirubah dan diperbaiki sesuai dengan ajaran Islam, maka lahirlah tokoh-tokoh dengan mahakaryanya, di antaranya:
a.       Abu Ishak Al-Kindi, ia menyumbang 231 buah kitab.
b.      Ibnu Sina, nama lengkapnya Ar-Rais Abu Ali Husain Bin Abdullah. Terkenal dengan karyanya dibidang kedokteran dan juga seorang ahli filsafat.
c.       Ibnu Rusyd, dengan nama lengkap Abu Walid Muhammad  bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, karyanya juga sangat banyak dibidang filsafat, kedokteran, mantiq dan fiqh.[38] Ibnu Rusyd memiliki sikap realisme, rasionalisme, positivisme, posotivisme ilmiah Aristotelian. Sikap skeptis terhadap mistisisme adalah basis di mana ia menyerang filsafat Al-Ghazali.[39]


H.    Konstribusi dalam bentuk Ilmu Kedokteran
Banyak sekali dokter yang lahir di bawah Daulah Abbasiyah. Salah satu penyebabnya yaitu dokter asing yang menjadi guru di masa itu, sehingga lahirlah dokter-dokter terkenal dengan didukung pembangunan rumah sakit dan perguruan tinggi dalam bidang kedokteran sehingga melahirkan tokoh, di antaranya:
a.       Ibnu Masiwaihi, yaitu Abu Zakaria Yahan bin Masiwaihi. Seorang dokter ahli farmasi di rumah sakit Yundisapur.
b.      Ibnu Sahal, Sabur Bin Sahal, seorang direktur dirumah sakit Yundisapur.
c.       Ibnu Sina, salah satu karyanya yaitu Al-Qanun fi At-Thib.
d.      Abu Bakar Ar-Razi, seorang kepala dokter-dokter di Bagdad.
e.       Ali bin Abbas.[40]
I.       Konstribusi dalam bentuk Farmasi dan Kimia
Diantara ahli di bidang farmasi dan kimia adalah:
a.       Ibnu Baitar, Karyanya yang paling terkenal yaitu Al- Mughni (tentang obat-obatan), Mizanut Thabib dan Jami’ Mufradat Al-Admiyah wa Al-Aghziyah.
b.      Rasyiduddin bin Suwari, karyanya yaitu Al- Adwiyatul Mufradah.
c.       Jabir bin Hayan, seorang ahli kimia dan juga ahli ilmu pasti.[41]
J.      Konstribusi dalam bentuk Ilmu Astronomi
Kaum muslimin menggodok ilmu falaq yang dianut oleh Yunani, Hindi, Persia, Khaldan, dan Arab Jahiliyyah menjadi satu aliran ilmu bintang, ilmu ini memegang peranan penting dalam menentukan perpolitikan para khalifah dan amir. - Boleh Copypaste dengan menyumbang seikhlas saudara untuk tulisan ini! No Rekening BRI : 392101001051508 a/n FAUZIL MUBARRAQ - Di antaranya:
a.       Abu Ma’syar al- Falaki, karyanya Isbatul Ulum dan Haiatul Falaq.
b.      Jabir Al- Batani, seorang pencipta teropong bintang pertama kali, karyanya Kitabul Ma’rifati Matla’il Buruj Baina Arbail Falaq.
c.       Raihan Bairun
K.    Konstribusi dalam bentuk Ilmu Matematika
Di antara tokohnya yaitu:
a.       Abu Ismail Al- Azdi, keryanya Futuhus Syam
b.      Ibnu Sa’ad.
c.       Al-Waqidi.[42]
L.     Konstribusi dalam bentuk Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Penduduk asli Spanyol banyak sekali yang mampu dan mahir berbahasa Arab seperti Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang kitab Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Syabili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur dan Abu Hayyan Al-Ghrnathi[43]. 

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2011.
Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Maysrakat dan Kekuasaan, Cet: 3, Jakarta: Gramedia, 2007.
Dedi supriadi, Sejarah Peradaban Islam., Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Ismail R. Al-Faruqi, The Culture Atlas Of Islam, New York: Macmillan, 1986.
John Cooper, dkk, Pemikiran Islam: dari Sayyid Ahmad Khan Hingga Nasr Hamid Abu Zayd, Terj: Wakhid Nur Effendi, Jakarta: Erlangga.
K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Mustafa Hj. Daud, Tamadun Islam, Cet: II, Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, 2004.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Cet. II, Jakarta: Prenada Media, 2004.
Matroji, Sejarah untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2004.
Philip Khuri Hitti, History of the Arabs, Terj: R. Cecep Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, Cet: 10, New York: Palgrave Macmillan, 2002.
Palgunadi Tatit Setyawan, Daun berserakan: sebuah renungan hati, Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, cet ke-1, Jakarta: Kalam Mulia.
Sri Suyanta, Editor, Sejarah dan Khazanah Pendidikan Islam, Banda Aceh: PPs IAIN Ar-Raniry, 2012.
Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa & logika, Cet: I, Yogyakarta: Oz, 2008.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2011.
Th. Van Den End, Sejarah Perjumpaan Gereja Dan Islam, Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi, 1997.
Tim Arrahma, Sejarah kebudayaan Islam untuk MTs Kelas VIII, Semarang: Aneka Ilmu, 2005.
Zakaria Hasyim Zakaria, Pendapat Cendekiawan dan Filisof Barat Tentang Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1992.
Zuhairani, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. 11, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.




[1] Palgunadi Tatit Setyawan, Daun berserakan: sebuah renungan hati, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), Hlm. 74.
[2] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), 136.
[3] Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, cet ke-1, (Jakarta: Kalam Mulia), 105.
[6] Philip Khuri Hitti, History of the Arabs, Terj: R. Cecep Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, Cet: 10, (New York: Palgrave Macmillan, 2002), hlm. 4.
[7] Philip Khuri Hitti, History of the Arabs …, hlm. 380-381.
[8] Philip Khuri Hitti, History of the Arabs …, hlm. 381.
[9] Philip Khuri Hitti, History of the Arabs …, hlm. 381.
[10] Philip Khuri Hitti, History of the Arabs …, hlm. 381.
[11] John Cooper, dkk, Pemikiran Islam: dari Sayyid Ahmad Khan Hingga Nasr Hamid Abu Zayd, Terj: Wakhid Nur Effendi, (Jakarta: Erlangga), hlm. 22.
[12] Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa & logika, Cet: 1, (Yogyakarta: Oz, 2008), hlm. 28.
[13] Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa & logika …, hlm. 29.
[14] Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa & logika …, hlm. 29.
[15] Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Maysrakat dan Kekuasaan, Cet: 3, (Jakarta: Gramedia, 2007), hlm. 21.
[16] Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat …, hlm. 21-22.
[17] Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat …, hlm. 23.
[18] Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat …, hlm. 23.
[19] Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat …, hlm. 24.
[20] Mustafa Hj. Daud, Tamadun Islam, Cet: 2, (Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, 2004), hlm. 150.
[21] Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 191.
[22] Ismail R. Al-Faruqi, The Culture Atlas Of Islam, (New York: Macmillan, 1986), hlm. 257.
[23] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Cet. 2, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 236.
[24] K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 286.
[25] Dedi supriadi, Sejarah Peradaban Islam., (Bandung: Pustaka Setia, 2008),  hlm. 174.
[26] Matroji, Sejarah untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2004),  hlm. 175
[27] Matroji, Sejarah untuk SMP Kela …, hlm. 175.
[28] Th. Van Den End, Sejarah Perjumpaan Gereja Dan Islam, (Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi, 1997 ), hlm. 84
[29] Seorang pencetus sosiologi modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, L'Année Sociologique pada 1896.
[30] Lihat Zakaria Hasyim Zakaria, Pendapat Cendekiawan dan Filisof Barat Tentang Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), hlm. 53-54.
[31] Zakaria Hasyim Zakaria, Pendapat Cendekiawan dan Filisof  …, hlm. 54.
[32] Ia seorang Perancis, dan ilmuwan dalam psikolog sosial dan Sosiolog, ia sangat terkenal pada tahun 1895, karena karyanya tentang “The Crowd: A Study of the Popular Mind”.
[33] Zakaria Hasyim Zakaria, Pendapat Cendekiawan dan Filisof  …, hlm. 54.
[34] Zakaria Hasyim Zakaria, Pendapat Cendekiawan dan Filisof  …, hlm. 55.
[35] Zakaria Hasyim Zakaria, Pendapat Cendekiawan dan Filisof  …, hlm. 55.
[36] Berasal dari Yunani
[37] Zuhairani, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. 11, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 106-107.
[38] Tim Arrahma, Sejarah kebudayaan Islam untuk MTs Kelas VIII, (Semarang: Aneka Ilmu, 2005), hlm. 65.
[39] Sri Suyanta, Editor, Sejarah dan Khazanah Pendidikan Islam, (Banda Aceh: PPs IAIN Ar-Raniry, 2012), hlm. 357.
[40] Tim Arrahma, Sejarah kebudayaan Islam ..., hlm. 65.
[41] Tim Arrahma, Sejarah kebudayaan Islam ..., hlm. 65.
[42] Tim Arrahma, Sejarah kebudayaan Islam ..., hlm. 66.
[43] Sri Suyanta, Editor, Sejarah dan Khazanah Pendidikan …, hlm. 359.

Popular posts from this blog

Contoh Terjemah Akte Kelahiran dalam bahasa arab

Contoh Surat Keterangan Aktif belajar dalam Bahasa Arab

Syair/Zikir Aceh; HADIS JANJONGAN