Silabus Metodik Khusus PAI
Dosen : Tgk Fauzil Mubarraq, S.Pd.I
IAI Al Aziziyah Samalanga
Mata Kuliah :
Metodik Khusus PAI Fakultas: Tarbiyah
Semester : V
(Tiga) Prody
: PAI
Tahun Ajaran 2015-2016
Muqaddimah
Mata kuliah ini diberikan dalam satu semester,
semua mahasiswa/i harus mengikuti seluruh pertemuan yang telah ditetapkan. Dan diadakan ujian Tugas (10%), Quiz
(15%), Midterm (25%), dan Final (50%).
NAFSUL-MUDARRIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan
Islam adalah sebuah pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan ubudiyah-lillah.
Untuk itu guru sebagai mursyid sangat menentukan tercapainya tujuan tersebut.
Murid/salik harus mengambil guru/mursyid untuk mencapai derajat yang tinggi.
Seperti kata seorang ulama:
الطريقة
أهم من المادة والمعلم أهم منهما
Letak
keberhasilan pendidikan Islam adalah pada nafsul-mudarris yang telah menjadi
unsur yang paling penting dari hal lain, sehingga anak didik akan terisi
afektif dalam sikapnya.
Karena Output
yang diharapkan dari Pendidikan Islam: lulusan yang bermutu/berkualitas:
v Kualitas Iman
v Kualitas Intelektual (Ilmu)
v Kualitas ‘Amal Shalih
v Kualitas Sosial
Dan untuk mewujudkan output tersebut harus
melihat pada nafsul-mudarris yang menjadi faktor utama pencapaian pendidikan
Islam.
Karena mudarris harus mampu malaksanakan
tugasnya sebagai pendidik, di antara tugasnya itu adalah:
1) Ta’dib (تأديب); Mempertimbangkan nilai-nilai Akhlaq
al-Karimah dalam proses dan produk pendidikan Islam. baik terkait dengan nilai
vertical (علاقته مع
الخالق)
maupun horizontal (علاقته مع العباد). Sehingga anak didik mampu memiliki
hal tersebut.
2) Ta’lim (تعليم); (Memberi tahu) Ta'lim mempertimbangkan subyek
didik memperoleh ilmu setelah mendapat pendidikan. Ilmu yg dapat memperkuat
iman serta memungkinkan ‘amal yg berkualitas (‘amal shalih)
3)
Tabyyin (تبيين); (Memberi penjelasan) Pendidik harus
menjelaskan dengan benar supaya ada kejelasan
tentang objek yang ditransfer tanpa ditutup-tutupi, atau atas
pertimbangan ikhlas lillahi ta’ala. Ikhlas
dapat difahami di sini dengan makna “Khalas” = mastery learning.
4) Tafshil (تفصيل); Pendidik memberi keterangan secara detail mengenai apa yang dibicarakan atau
diberitahukannya sehingga subyek didik memperoleh pengertian yang utuh dan
mendalam, sehingga tidak menimbulkan suatu keraguan.
5) Tafhim (تفهيم); Pendidik harus mampu memberi pemahaman yang
bagus, khususnya dimana ada benda, hal yang belum jelas, sehingga tidak akan
menyesatkan anak didik dalam memahaminya. Disinilah
perang penting pendidik dalam menyukseskan pendidikan Islam, agar tidak salah
pengertian dan pemahamahan.
6) Tarjih (ترجيح); Guru harus menjadi mediator ketika berhadapan
dengan argumentasi (emperi sensual, logik, etik, dan emperi transendental),
khususnya Jika ada dua alasan atau lebih yang berbeda mengenai suatu objek,
maka pilihlah yang mendekati kebenaran dan kemaslahatan.
7) Taqrib (تقريب); Guru dalam harus melakukan pendekatan dalam
pembelajarannya, Pertimbangannya adalah pemilihan beraneka ragam pendekatan
(Pendekatan rasional, emosional, fungsional, ketrampilan proses, deduktif,
induktif dll):
8) Tahkim (تحكيم); Guru harus jadi fasilitator dalam pendidikan
Islam untuk mewujudkan pencapain belajar dan kesuksesannya. Pertimbangan dalam
pemilihan metode pendidikan atas dasar tahkim adalah pada peran guru sebagai
fasilitator. Metode yang dikembangkan berdasarkan tahkim ini dapat dilakukan
dengan cara meminta pihak ketiga yang ‘arif, baik dari kalangan guru atau
subyek didik itu sendiri sebagai hakam atau penengah untuk memutuskan
perbedaan dan perselisihan proses pendidikan dan pembelajaran.
9)
Taqrir (تقرير); Guru dalam pembelajarannya harus bisa memberi
kehangatan dalam pembelajaran, bukan sebagai dictator atau ruler pendidikan.
Dan Memberi persetujuan tanpa kata, bisa berupa senyuman, sikap, atau
membiarkan subyek didik meneruskan hal benar yang dilakukannya. Jadi, metodologi yang dikembangkan atas pertimbangan taqrir ini adalah
digunakan apabila subyek didik melakukan perbuatan benar dan tidak menyalahi aturan bukan sebaliknya.
10) Tarwih (ترويح); Guru harus mampu memberikan kesegaran fisik
dan mental anak didik. Sehingga ada kecerian dan kesenangan dalam belajar.
Sebagai pendidik, seharusnya melakukan hal-hal yang dapat
membuat belajar subyek didik lebih menyenangkan dan
menyegarkan, baik rohani maupun jasmaninya. Jangan terus menjejali waktu dengan
kapasitas otaknya tanpa henti. Manusia secara fitrahnya memerlukan
untuk bersantai-ria. Gunakanlah pertimbangan
tarwih dalam mengembangkan metodologi tertentu.
Materi:
1.
Landasan Dasar Pendidikan Islam:
a.
Alquran
b.
Sunnah
Nabawiyah
c.
Sirah
Nabawiyah
d.
Sirah
Sahabiyah.
2.
Lokasi belajar dalam pendidikan Islam:
a.
Keluarga
b.
Masjid
c.
Madrasah
d.
Dayah
e.
Media
Massa, Online, dan cetak.
3.
Tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan
Islam
4.
Arah Pendidikan Islam
a.
Learning
how to think (Belajar
bagaimana berpikir) antara lain = Gaya berfikir Inkuisitif (ingin tahu);
obyektif; positif; hipotesis; rasional; refleksi (kontemplasi); visual;
Metaforis; analogis; emosional; perseptual; Konseptual; intuitif; khayal;
Ijtihad.
b.
Learning
how to do : (Belajar
bagaimana melakukan: إنما الأعمال بالنيات ...)
c.
Learning
how to be :(Belajar bagaimana menjadi: berilmu, beriman, ber ‘amal shalih)
d.
Learning
how to learn : (Belajar bagaimana belajar: اقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خلق
e.
Learning
how to live together: (Belajar bagaimana hidup bersama وتعاونوا على البر
و التقوى ... : )
5.
Faktor yang mempengaruhi penerapan
metode pendidikan Islam
a.
Tujuan Pembelajaran
b.
Keadaan murid-murid (peserta didik)
1)
Kecerdasan
(multi intelegence)
2)
Bakat
3)
Minat
4)
Hobbi
dan
5)
Kecenderungan
(Motivasi)
c.
Lingkungan
1)
Keluarga
2)
Sekolah
3)
Masyarakat
4)
Alam
terbuka
5)
Perpustakaan
6)
Laboratorium
d.
Situasi
e.
Fasilitas
f.
Alat belajar
1)
Alat
peraga visual, audio, atau audio visual
g.
Sumber belajar
1)
Buku
2)
Video
3)
Kitab
(al-Qur’an, al-Hadits)
4)
Alam
semesta
5)
Human
(insan)
h.
Kesiapan Guru
(Pendidik)
1)
Kompetensi
peadagogik
2)
Kompetensi
Profesional
3)
Kompetensi
Personal, dan
4)
Kompetensi
sosial.
i.
Kebaikan dan kelemahan metode.
6. Apa itu Didaktik dan Metodik?
7. Karakter Pendidik dalam konteks pendidikan Islam
a.
Ikhlas
b.
Taqwa
c.
Halim
d.
Merasa bertanggung jawab
e.
Professional
f.
Kasih sayang
g.
Wara’
h.
Zuhud
i.
Intelektual
8.
Permasalahan yang sedang dihadapi pendidikan
Islam sekarang
a.
Minimnya
upaya pembaharuan
b.
Praktik
pendidikan Islam masih memelihara warisan lama dan tdk banyak melakukan atau
mengembangkan ke arah pemikiran kreatif, inovatif, dan kritis terhadap issu
aktual
c.
Model
pembelajaran (Metodologi Pendidikan Islam) terlalu menekankan pada pendekatan
intelektualisme-verbalistik dan mengasingkan pentingnya interaksi edukatif dan
komunikatif humanistik antara guru dan murid.
d.
Orientasi
pendidikan Islam menitik-beratkan pada pembentukan ‘abdulllah dan tidak diimbangi dengan pencapaian karakter
manusia muslim sbg khalifah fi al-Ardh.
9.
Metode Ceramah
a.
Definisi
b.
Dalil dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah penerapannya
d.
Kelebihan dan kekurangan
10. Metode Tanya –Jawab
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
11. Metode diskusi / التربية بالحوار
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
12. Metode Resitasi
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
13. Metode Demontrasi
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
14. Metode Pemberian Tugas
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
15. Metode Eksprimen
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
16. Metode Sociodrama dan Bermain drama
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
17. Metode bekerja dalam kelompok
a. Definisi
b. Dalil dari Alquran atau Hadits
c. Langkah-langkah penerapannya
d. Kelebihan dan kekurangan
18. Metode Proyek
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
19. Metode Nasehat/ التربية
بالنصيحة
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
20. Metode Cerita / التربية
بالقصة والخبر
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
21. Metode Reward and Punishment / التربية بالثواب والعقاب
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
22. Metode hukuman / التربية بالعقوبة
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
23. Metode keteladanan / التربية بالقدوة
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
24. Metode Pembiasaan / التربية بالعادة
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekuranga
25. Metode Karyawisata
a.
Definisi
b.
Dalil
dari Alquran atau Hadits
c.
Langkah-langkah
penerapannya
d.
Kelebihan
dan kekurangan
Soal final:
1.
Buatlah ringkasan dari semua materi di atas
yang telah kita pelajari!
2.
Tulislah apa yang telah saya sampaikan selama
pertemuan kita 3 SKS ini!
3.
Tulislah doa kafaratu majlis dengan tulisan
bagus, indah, dan benar!